Minggu, 19 Juli 2009

Demplot Pengembangan Budidaya Jagung Prima Tani Panampuang Tanam Berbagai Jenis Bibit Jagung



Tim Prima Tani Kabupaten Agam melaksakan demplot dan percobaan tanaman jagung di Nagari Panampuang, kec IV angkat dengan melibatkan kelompok tani Maju Terus dan PPL Nagari Panampuang Warnerim Sp.

Latar belakang kegiatan ini adalah karena Panampuang sebagai salah satu sentra produksi jagung dipandang perlu untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas jagung sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani.

Untuk itu mewujudkan semua itu salah satu kegiatan Prima Tani Kab Agam yang berada di Panampuang mengadakan semacam percontohan sekaligus demplot penanaman berbagai jenis bibit Jagung guna untuk mendapatkan hasil rekomendasi tata cara dan bibit yang cocok untuk nagari Panampuang.

“Kegiatan ini dinamakan dengan Koleksi jagung rebus Sumatera Barat dan sebagai pembanding didatangkan juga bibit dari beberapa daerah di Sumbar dan satunya dari Jawa yakni jagung manis. Terdiri dari enam varitas yakni jagung hibrida N35 yang biasa dipakai oleh petani Saliang Paung untuk jagung rebus, Dupon juga spesial untuk jagung rebus karna sangat manisnya, dan selanjutnya sebagai pembanding kita datangkan jagung lokal sebagai pembangding yakni yang pertama dari Gadut Bukittinggi, kedua dari Rambatan Batusangkar, ketiga Jagung Lubuk Alung, dan terakhir jagung Panampuang.” Jelas Ir Asril Sahar kepada Tabloid Pertanian Suara AFTA yang melihat langsung kegiatan penanaman perdana tanaman jagung tersebut.

Kegitan tersebut dihadiri oleh Tim Prima Tani Yakni, Ir Asril Sahar, Syafrizal, dan Yanofi Hendri, serta Warnerim PPL nagari Panampuang, dan Pengurus Kelompok Tani Maju Terus Dengan ketuanya Bujang Suhendri.

Lebih jauh Asril menerangkan “ Dalam kegitan ini kita mencoba membuat tiga perlakuan pemupukan, yang pertama yakni sesuai dengan paket rekomendasi yang diberikan oleh produsen jagung, yang kedua kita berikan pemupukan kimia setengah rekomendasi dan ditambah dengankompos kotoran ternak, dan perlakuan yang ke tiga yakni menurut dengan kebiasaan petani setempat. Dan nanti akan sama-sama kita lihat bagaimna hasilnya dan yang terbaik akan kita jadikan acuan dan rekomendasi tatacara dan pembibitan yang cocok.”

Dalam proses pembentukan buah biasanya tanaman jagungm akan terjadi perkawinan silang, masalanya adalah ketika enam varitas yang ditanam disatu lahan kemudian terjadi perkawinan silang apakah ini tidak akan mempengaruhi terhadap mutu, rasa dan kualiatas jagung demplot. Dijelaskan oleh Asril “ Memang benar pada tanaman jagung dengan bantuan angin akan terjadi perkawinan silang namun sejauh ini menurut hasil penelitian bahwa untuk kualitas produksi jagung tidak dipengaruhi oleh hasil perkawinan silang tersebut, namun pengarunhnya akan terlihat apabila buah jagung tadi dijadikan bibit maka akan terjadi pertumbuhan yang berbeda karna telah mengalami percampuran dengan varitas lainya.”

“Adanya kegiatan ini sekaligus kita harapkan hasil yang maksimal guna untuk dapat dijadikan acuan oleh petani sekitar” kata Asrir mengahiri penjelasannya pada Suara afta. (dna)


SOSIALISASI DANA PENGEMBANGAN USAHA AGROBISNIS (PUAB)



Tim pembina dana PUAB propinsi Sumatera Barat melaksanakan sosialisasi seputar dana PUAB pada 11 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Agam Penerima Dana PUAB, bertempat di Aula pertemuan kantor Pertanian Agam.

Pada acara tersebut lebih difokuskan pada sistim pengelolaan dana puab oleh Gapoktan. Acara dihadiri oleh ketua Gapoktan penerima dana PUAB serta penyuluh pertanian dan Kepala Cabang Dinas (KCD) Pertanian dan Wali Nagarinya serta tim pembina Propinsi dan Kabupaten yang terdiri dari unsur dinas terkait dibidang agrobisnis.

Nasrul salah seorang nara sumber dari Dipertahor Sumbar menjelaskan bahwa untuk pengelolaan Dana PUAB Gapoktan harus membentuk LKMA (lembaga Keuangan Mikro agro Bisnis) dan ini sesuai dengan keputusan peraturan mentri Pertanian tentang kelembagaan petani, serta petunjuk teknis yang telah dikeluarkan Pemprov Sumbar. “Pengelolaan dana bantuan untuk kelompok tani kedepannya diarahkan untuk dikelola oleh suatu lembaga tersendiri yang lebih profesional yakni untuk saat ini LKMA. Dengan sebuah Manajemen yang bagus maka diharapkan bantuan pemerintah dapat mencapai target dan sasaran yang lebih baik.” Ucap Nasrul

Sementara Endrizal kabid Eko Sus Bud Bapeda Agam menawarkan pada gapoktan penerima dana PUAB untuk menjadikan Lembaga Keuangan Mikro BMT, sebagai mitra Gapoktan dalam pengelolaan dana PUAB, dengan alasan saat ini di Agam sedang gencarnya melakukan penumbuhan BMT, dan direncanakan kedepannya seluruh nagari di Agam akan memiliki LKM BMT, namun dari hasil diskusi Masril Koto dari LKMA Prima Tani Baso mewakili sebelas Gapoktan penerima dana PUAB menerima baik wacana tersebut, akan tetapi pada prinsipnya menurut Masril Dana PUAB yang ditujukan buat petani akan lebih pas pengelolaannya diserahkan pada LKMA. Dan sepertinya seluruh gapoktan penerima dana PUAB lebih condong ke LKMA.

Kepala dinas Pertanian Agam Eldi Zein, menyerahkan sepenuhnya keputusan pada Gapoktan sendiri tentang dana PUAB apakah akan mendirikan LKMA atau dengan BMT, sebab jika dilihat peraturan menteri pertanian tentang kelembagaan disana diatur bahwa pengelolaan dana bantuan pemerintah untuk petani melalui Gapoktan, pengelolaannya diserahkan pada suatu lembaga keuangan mikro. Dan lembaga itu tidak dibatasi hanya pada LKMA saja, jadi boleh BMT, Koperasi, atau lambaga keuangan mikro lainnya. “ Untuk itu perlu kiranya menjadi sebuah renungan bagi Gapoktan yang belum ada LKMA nya, tidak ada salahnya Gapoktan tersebut bergabung dengan BMT, disamping tidak perlu repot lagi mendirikan LKMA berarti Gapoktan tersebut juga berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah kab Agam dalam mewujutkan LKM BMT di seluruh nagari.” Kata Eldi. Hal senada juga diungkapkan nara sumber yang berasal dari dinas Koperasi kab Agam dan Dinas sosial.

Lain lagi dengan pendapat dari ketua KTNA kab Agam, dia mengatakan untuk kedepanya sebaiknya LKM yang telah tumbuh dilebur saja menjadi satu di tiap-tiap nagari dan LKM tersebut diberi nama LKM Nagari, dan dibawahnya dibikin sub-sub yang mana salah satu subnya itu Agrobisnis dengan terobosan LKM Nagari tersebut, lebaga keuangan itu akan lebih berkemampuan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kecil secara keseluruhan, bukan hanya pertanian dan peternakan saja.

Sementara pada kesempatan lain Suara Afta yang bertemu dengan kepala Dipertahor Sumbar Ir Djoni di Sekretariat Afta jalan Batang Hari Padang, menegaskan pada Suara Afta bahwa untuk wilayah Sumbar pemerintah Daerah telah mengeluarkan keputusan berupa petunjuk teknis tata cara pelaksanaan dana PUAB dan salah satu syaratnya Gapoktan harus membentuk LKMA, dengan artian LKMA lah wadah untuk mengelola dana tersebut. Dan aturan ini adalah baku, “Untuk itu diharapkan pada Pemda tingkat dua agar merujuk pada petunjuk teknis yang telah dikeluarkan Gubernur propinsi sumatera Barat” tegas Djoni (dna)


PERTABUNHUT IV ANGKAT, GELAR SL-PTT Jagung



Untuk mewujutkan sasaran kebijakan Dipertabunhut Agam tentang pengembangan tanaman Jagung khususnya di Wilayah kecamatan IV Angkat, Cabang Dinas Pertanian tanaman pangan Perkebunan dan Kehutanan melaksanakan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Sumber Daya Terpadu (SL-PTT) tanaman Jagung sekaligus di tiga kelompok tani, di Nagari sentra produksi Jagung yakni dua unit di Panampuang dan satu unit di Lambah.

Masing-masing kelompok tani yang dijadikan sasaran kegiatan SL, menyediakan lahan sebanyak 15 Ha, ditambah satu Ha Labor Lapang, dan Sekolah Lapang dirancang untuk satu kali musim tanam yakni diadakan untuk delapan kali pertemuan.

Hal ini terungkap waktu Suara Afta melihat langsung kegiatan penanaman perdana di lahan kelompok tani “Harapan” Jorong Lundang Nagari Panampuang beberapa waktu yang lalu, lahan tersebut dijadikan labor lapang. Acara itu dihadiri langsung oleh Kepala Cabang Pertabunhut kec IV Angkat Arwin S.Sos, Koordinator penyuluh Mardiana, PPL Nagari Panampuang Warnerim Sp, PHP Kec IV Angkat Ramdani, Tim Prima Tani Kabupaten Agam Ir Asril Sahar dan Syafrizal serta pengurus dan anggota pok tan Harapan.

Labor lapang (LL) ditujukan untuk sebagai sarana pembelajaran buat peserta, hal ini sangat penting untuk kemudian ilmu yang didapatkan bisa diterapkan di lahan masing-masing, dengan sasaran meningkatnya produksi dan produktifitas. “ Untuk Labor Lapang kita berikan bantuan berupa pupuk organik, NPK, dan Urea serta bibit berlabel, sementara untuk lahan SL yang seluas 15 Ha kita berikan bantuan bibit berlabel.” Jelas Arwin pada Suara Afta disela-sela kesibukanya memberikan arahan buat peserta SL.

Dalam arahanya KCD Pertabunhut IV Angkat menekankan pentingnya kesepakatan petani untuk mau merubah nasib dengan mempelajari teknologi tata cara bertanam jagung. Dan seharusnya petani anggota Pok Tan Harapan benar-benar memanfaatkan fasilitas yang diberikan pemerintah melalui Dipertabunhut, yang mana ilmu tersebut diantar langsung ke kelompok.” Keinginan pemerintah untuk memfasilitasi seluruh Pok Tan belum bisa terwujut sebab terkendala dengan minimnya anggaran, oleh sebab itu maka dipilihlah beberapa Pok Tan yang dinilai layak untuk kegiatan SL, maka sudah sewajarnya kita bersama-sama menggali ilmu bertanam Jagung dengan sungguh-sungguh.” Tegas Arwin dalam arahanya.

Sementara Ir Asril Sahar menambahkan bahwa tim Prima Tani dapat memahami kesulitan petani dalam mendapatkan pupuk, namun demikian potensi pupuk alami berupa kotoran dan urin ternak, di Nagari Panampung dapat dijadikan bahan yang sangat bagus untuk menyuburkan lahan. “Kami melihat potensi bahan kompos dari limbah ternak sangat melimpah, kenapa kita tidak mencoba untuk membiasakan penggunaan kompos kotoran ternak untuk menyuburkan lahan pertanian kita, dan kita di Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat memiliki teknologi untuk pembuatan kompos yang telah diuji kualitasnya dan melalui SL ini nanti akan kita coba untuk mempraktekan pembuatan kompos” jelas Asril

Tentang hama penyakit tanaman Ramdani menjelaskan yang utama hendaknya diketahui petani adalah dipahaminya apa-apa saja hama atau penyakit potensial yang berkemungkinan akan menyerang tanaman Jagung, diketahuinya taktik atau cara pengendalian serta yang penting juga adalah bagaimana kita mengusahakan tanaman yang sehat dan untuk mendapatkan tanaman yang sehat akan tergantung sekali dari tingkat kesuburan tanah tempat tumbuhnya serta kualitas bibit yang digunakan. “ Untuk itu perlu kita suburkan lahan pertanian agar ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman tercukupi, dengan tercukupinya hara buat tanaman maka akan dihasilkan tanaman yang lebih sehat dan lebih tahan hama penyakit, dan untuk kesuburan tanah, hanya dengan kompos yang telah terbukti nyata hasilnya untuk jangka waktu yang panjang” kata Ramdani

Dalam acara diskusi, ketua pok tan Harapan St Sinaro menyarankan petani untuk memakai bibit berlabel. Dimana kel Tan Harapan ternyata telah mampu menghasikan bibit jagung berlabel, dan menurut KCD Pertabunhut pok tan Harapan merupakan satu-satunya kelompok penangkar bibit jagung di kab Agam. (dna)


SL-PHT SWADAYA


Belum adanya program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) jagung dilaksanakan di kelompok Tunas Harapan Mandiri Jorong Simpang Empat Nagari Sitanang Kecamatan Ampek Nagari membuat pok tan tersebut berinisiatif untuk melaksanakan SL-PHT secara swadaya.

SL tersebut sangat berguna bagi anggota pok tan khususnya dan masyarakat sekitar umumnya, dan dibawah bimbingan Karlina Spt kelompok tersebut mengadakan panen perdana dan sekaligus melaksanakan penutupan acara SL dengan mengundang Kepala Dinas Pertanian Kab Agam yang waktu itu di wakili oleh Alfiandri, Camat ampek Nagari Weldizar, wali nagari Sitanang dan tokoh masyarakat setempat, baru baru ini di lahan pelaksanaan SL tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dalam sambutannya mengucapkan terima kasih buat kelompok tani Tunas Harapan yang telah melaksanakan kegiatan SL. “Ini membuktikan bahwa ada gejala atau fenomena bahwa petani kita mulai sadar betapa pentingnya peranan ilmu pertanian dalam mempengaruhi tingkat pendapatan petani, dan khusus untuk pok tan Tunas Harapan kita di Dinas akan mengusulkan program yang akan menunjang kegiatan pok tan untuk lebih maju lagi, sama sama berdoa saja kita semoga terwujut dan disetujui.” Tutur Alfiandi dengan penuh semangat.

“Harapan kami setelah selesainya kegiatan SL ini agar seluruh peserta yang telah mengikuti pelatihan untuk benar-benar melanjutkan kegiatan ini di lahan masing-masing. Dan di pihak pemerintah kecamatan kita akan membantu sesuai dengan kemampuan kita untuk berperan serta dalam meningkatkan pendapatan petani” kata camat Ampek Nagari dalam pidatonya.

Dalam wawancara Suara Afta dengan Alfiandri, terungkap bahwa ternyata saat ini Nagari Sitanang dijadikan sasaran program desa Mandiri Pangan, sasaran dari kegiatan ini adalah terwujutnya desa atau Nagari Sitanang yang mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk warganya dengan hasil daerah sendiri, untuk hasil yang lebih maksimal dinas Pertanian Agam juga menunjuk Karlina Spt sebagai tenaga harian lepas untuk mendampingi pok tan yang ada di Nagari Sitanang dalam melakukan kegiatanya. ( dna )


Faisal Basri dan Pertanian Organik


Faisal Basri kini tidak lagi hanya mengutak - ngutik angka-angka pertumbuhan ekonomi. Pakar ekonomi senior Universitas Indonesia tertarik pula menjadi petani sekaligus mendorong pembanguna pertanian. Tampaknya dia sadar bahwa pembangunan ekonomi tanpa didukung oleh sector pertanian yang kuat, ekonomi sebuah Negara mudah hancur.

Ketertarikan itu dia wujudkan dengan mencoba mengolah lahan seluas 1 Ha. Lahan tersebut ditanam dengan bermacam-macam komoditi Tidak itu , bahkan Untuk mendukung kecintaan dengan bertaniBersama kawan-kawannya di Pergerakan Indonesia, dia mencoba membuat Bale Organik Bale Organik Pergerakan Indonesia yang berlokasi di Bantul.

Bel organic ini, faisal bersama kawan-kawannya lebih focus lagi mengembangkan pertanian organic. Dia berharap Bale Organik yang mereka bentuk dapat menjadi sentra sosialisasi pertanian organic di Indonesia. “Alhamdulillah, sejauh ini perkembangan sangat menggembirakan. Tujuh varietas padi lokal yang kami tanam tumbuh sehat sesuai harapan. Insya Allah sekitar sebulan setengah lagi bisa dipanen.

Karena ingin bertani dan melihat perkembangan pertanian organik ini pula , tokoh yang keman-mana selalu membawa ransel ini mengunjungi Sumatera Barat. Tampaknya dia tahu bahwa perkembangan pertanian organic di propinsi lebih pesat dari propinsi lain di Indonesia. “Di Sumatera Barat , perkembangan pertanian organic jauh lebih pesat. Ini tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah yang mendukung,” ucapnya.

Buat faisal, mengutak-ngutik angka-angka pertumbuhan ekonomi tampak tidak cukup untuk mendorong pembangunan pertanian. Harus ada tindakan nyata mengerjakan hal-hal yang kecil seperti bertani secara organic.

Kami patut bersyukur memperoleh tanggapan yang sangat baik dari warga sekitar. Telah banyak pula rombongan yang menengok, mulai dari petani, mahasiswa, hingga dosen. Kami mulai agak kewalahan memenuhi permintaan pelatihan. Semoga, dengan lahirnya kader-kader baru hasil dari training, kita kian optimistik menguakkan "mimpi" menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia yang menyejahterakan petaninya.


PRODUCT PERTANIAN SUKSES DI PRP 2008


Pedagang product pertanian manangguak untuang gadang pada Pekan Raya Padang yang dilaksanakan dipelataran parkir GOR Haji Agus Salim 7 sampai 17 Agustus 2008.

Dengan bahagianya hal ini disampaikan oleh Marnis salah satu pengusaha jus buah dengan nama dagang JUICE BUGAR “Alhamdulillah, dengan adonyo Pekan Raya Padang yang diadokan oleh Pemerintahan Kota Padang ko, ambo manangguak untuang gadang dari penjualan salah satu product hasil pertanian yang ambo usahoan yaitu juice buah. Dari awal acara PRP hinggo kini selasa 12 agustus 2008 ado sakitar Rp3 juta untuang barasiah yang ambo tarimo”.

Dari penulusuran Tabloid AFTA, terlihat banyaknya pembeli yang antri untuk mendapatkan jus buah yang dikelola oleh Marnis pada acara malam PRP tersebut dan Sepertinya warga masyarakat kita telah paham akan manfaat dari mengkonsumsi product hasil pertanian seperti juice buah ini dari pada mengkonsumsi makanan olahan pabrik yang dapat membahayakan kesehatan. Bersamaan dengan itu petugas tabloid AFTA juga mendapat kesempatan untuk merasakan kesegaran juice buah buatan Marnis, terasa kesegaran dan kenikmatan yang terpadu dengan baik dari tiap degukan dari jus buah dengan rasa mangga yang diberikan oleh marnis. Jadi tidak salah kenapa orang antri menanti JUICE BUGAR ini.

Dari kutipan wawancara, Marnis banyak mendapatkan penghargaan dari usaha juice buah ini. Diantaranya yaitu: Pada tahun 2004 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sebagai pengendali mutu buah terbaik SUMBAR; Tahun 2002 dari PT. POS Indonesia, sebagai bapak angkat untuk wakil dari Sumbar dalam acara Bazar yang diadakan di bandung, saat itu Dasmajunir (Suami Marnis) sebagai pelaksna. Berdasarkan hal ini Manis menyebutkan, usahanya tersebut sekarang diusulkan sebagai utusan peserta terbaik Sumbar dalam pengelola juice buah.

Adapun kunci dari kesuksesan usaha juice buah ini, Dasmajunir (suami Marnis) mengungkapkan adalah: Selalu jujur dalam berusaha; Melakukan pengawasan ketat dari mutu product dari hulu hingga hilir seperti membeli buah yang selalu segar dan bebas pengawet, penyimpanan buah di kulkas / freezer, selalu menjaga kebersihan tempat pengolahan product juice sehingga rasa tetap terjaga dengan baik, setiap saat amati buah jika sudah busuk tanpa ditunggu lama harus dibuang.; melakukan inovasi – inovasi terbaru dalam menarik pelanggan, serta sabar dalam berusaha.

Marnis mengaku, dia memulai usaha hasil product pertanian ini dari berjualan susu segar yang diambil dari kampungnya padang panjang pada tahun 1992 dengan modal awal Rp20.000 dan alhamdulillah berkat sabar dan ketekunan usaha jualan susu segar, maka usaha ini banyak diminati oleh masyarakat. Kemudian dari masa ke masa , Marnis menambah unit usaha nya sebagai penjual susu kedelai, koktail, natadecoo dan yang terakhir Juice buah. Unit-unit usaha tersebut terangkum dengan nama dagang BUGAR FRESH MILK. Sekarang jumlah total aset yang saya miliki hasil dari usaha ini adalah Rp800 juta rupiah dengan jumlah pegawai yang setia dari awal menemani sebanyak 10 orang.

Berkat usaha dalam mengolah hasil product hasil pertanian ini, Marnis bersama suami yang tercintanya Dasmajunir pada tahun ini mengatakan inshaaallah akan berangkat naik haji dan pada masa – masa akan datang akan terus melakukan inovasi – inovasi terbaru demi keajuan usahanya tersebut.
....................................

Hal serupa juga dirasakan penjual bunga hias Darni wilis (Upik) yang juga membuka stan di PRP padang 2008 dari kelompok tani Bunga Hias pertiwi nursery lubuk minturun kota padang. “Rata – rata penjualan kotor harian kami dari PRP 2008 ini ada sekitar ±Rp3 juta rupiah. Kami dari kelompok Tani Bunga Hias Nursery mengucapkan terimaksih yang sebesar – besarnya kepada pemerintahan kota padang yang telah mengangkatkan PRP di GOR H. Agus Salim ini. Semoga di tahun depan kelompok tani kami dapat diundang lagi untuk ikut berpartisipasi. Ant


45 Kelompok Tani Terima Insentif Pertanian Organik


Sebanyak 45 Kelompok Tani (KT)/Operator Pertanian Organik di Sumatera Barat telah menikmati insentif pengembangan pertanian organik yang mereka lakukan. Total rupiah yang mereka terima sebanyak 140,1 juta rupiah dengan luas lahan pertanian organic keseluruhan 176 , 15 Ha.

Menurut Koordinator Satgas Organik Ir. Syaiful kepada Tabloid Pertanian Suara AFTA, baru-baru ini menyatakan , insentif yang diterima petani tersebut merupakan bagian program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura untuk mendorong pengembangan pertanian organik di Sumatera Barat. Pada tahun 2008 ini, katanya, Dipertahor Sumbar telah menganggarkan dana insentif sebesar Rp 250 juta buat petani atau kelompok tani yang telah menerapkan pertanian organik.

Disebutkan, dengan anggaran sebesar Rp 250 juta rupiah, maka jumlah komoditi organik yang dapat diberi insentif berjumlah 1000 ton. Soalnya, besarnya insentif yang diberikan kepada petani-petani organi yang telah menghasilkan komoditi organik sebesar Rp 250 /Kg. “Bila dana insentif yang diterima petani sebesar 140,1 juta, maka jumlah komoditi organik yang telah dihasilkan berjumlah 560,7 ton atau lebih dari separoh dari anggaran yang telah disediakan,” ucapnya.

Dia menyatakan, dari petani atau kelompok tani yang menerima insentif tersebut,
lima kelompok tani berasal dari kelompok tani yang mengembangkan padi organik. Enam kelompok itu adalah Kelompok Tani Tigo Alua Saiyo, Kelompok Tani Kubota, Kelompok Tani Sumin I, Kelompok Tani Indah Saiyo, Kelompok Tani Karya Sejati, dan Kelompok Tani Sadalako Saiyo Sakato. Dari enam kelompok ini, penerima insentif terbesar adalah Kelompok Tani Tigo Alue Saiyo yang menerima insentif sebesar 16.1 juta rupiah. Keseluruhan, luas areal padi yangmenerima pertanian organik berjulah sebanyak 80,95 Ha.

Selain petani padi, penerima insentif itu juga berasal dari petani atau kelompok tani buaha-buahan dan Sayuran-sayuran. Secara keseluruhan luas areal sayuran dan buahan yang mendapat insentif tersebut sebanyak 46, 85 Ha. Untuk kelompok ini,penerima insentif terbesar adalah Irwandi yang menghasilkan Buah Sawo dengan nilai insentif 14,6 juta rupiah.

Demplot Padi Organik
Disamping memberikan insentif untuk mereka yang mengembangkan pertanian organik, untuk mendorong pertanian organik, khususnya tanaman padi, pada tahun 2008 ini dipertahor Sumbar juga membuat demplot-demplot padi organik. Pada tahun ini ada 6 unit demplot padi organik yang dipadukan dengan Sistim Padi Tanam Sabatang.

Keenam unit tersebut ditempatkan di enam kelompok tani yakni; KT Karya Sajati , Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat; KT Karya Sago, Nagari Situjuah Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten 50 Kota; KT Ampans Sasaok, Nagari Tanjuang Sani, Kecamatan Tanjuang Raya, Kabupaten Agam; KT Sadalako Saiyo Sakato, Nagari Guguak, Kecamatan 2 x 11 Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman dan KT Jamiatun Mubarata, Nagari IV Koto Mudiak, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan.

Dua diantara lima kelompok yang mendapatkan demplot padi organi tersebut kini telah panen. Dua kelompok itu adalah KT Sadalako Saiyo Sakato dengan hasil ubinannya mencapai 7,2 ton perhektar dan KT. Rawang Talao dengan hasil ubinan 6,8 ton perhektar. Dua kelompok ini juga telah menikmati insentif pengembangan pertanian organik . KT Sadalako Saiyo Sakato menerima sebesar 5.6 juta rupiah dan KT Rawang Saiyo sebesar 1,5 juta rupiah. ****

CAMPUR TANGAN ORANG MAMPU PERCEPAT PROSES PEMBERDAYAAN PETANI


Moehar Daniel
Direktur Pemberdayaan Petani Yayasan AFTA)

Dalam beberapa tulisan sering dibahas mengenai kondisi dan keberadaan petani serta rakyat kecil dewasa ini. Intinya, mereka berada dalam ketidak berdayaan yang sebagian besar dicerminkan oleh maraknya kemiskinan, pengangguran, kebodohan dan kepincangan.

Tanpa menyalahkan siapa dan apa, sudah saatnya kita sebagai bagian dari anak bangsa yang besar ini untuk berbuat dan berperan serta mendukung upaya pemerintah untuk memerangi ketiga hal diatas. Ketiganya merupakan butir akibat yang sangat ditakuti oleh negara berkembang yang sedang giat melakukan pembangunan. Pada penerbitan tiga bulan yang lalu, penulis mengemukakan sebuah wacana dan sistem pembangunan yang diperkirakan efektif untuk membangkit keterpurukan masyarakat pedesaan yang mayoritas petani. Isinya adalah proses pemberdayaan masyarakat melalui penggalian potensi secara simultan, terarah dan didampingi secara berkelanjutan, sehingga masyarakat akan merasa tersentuh. Sentuhan itu merupakan kata kunci dalam membimbing dan memotivasi masyarakat untuk menggali semua potensi yang ada guna mencapai kesejahteraan dan kekuatan mencapai keseimbangan. Dengan demikian, posisi tawar masyarakat kecil akan meningkat dan sekaligus kemiskinan serta pengangguran dapat dieliminir. Wacana atau Program tersebut diharapkan dapat dilaksanakan mulai tahun 2009 oleh Pemerintah Sumatera Barat, dimotori oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Sebagai lanjutan dari wacana tersebut, berikut dikemukakan salah satu kegiatan sebagai implementasi program tersebut yang sejalan dan mendukung program yang dilakukan oleh pemerintah. Sebagai bagian dari Yayasan AFTA yang mempunyai visi “menggapai kesejahteraan petani” dengan memberdayakan para alumni, penulis merasa berkewajiban untuk berpikir dan berbuat lebih jauh, sesuai dengan tugas yang diemban sebagai direktur “Divisi Pemberdayaan Petani”. Kegiatan yang dikemukakan berikut ini merupakan program lima tahun dari Divisi tersebut untuk “Maju Bersama Petani”.

Pada dasarnya, disamping masalah harga dan pemasaran, masalah utama yang dihadapi petani yang menciptakan ketidak berdayaan mereka adalah ; 1). Lemahnya penguasaan modal, 2). Lemahnya penguasaan informasi dan teknologi serta 3). Kurangnya pembinaan yang berkelanjutan. Sampai saat ini petani masih tertatih-tatih mencari jatidiri untuk memperkuat posisi tawar mereka. Tetapi nampaknya tanpa campur tangan pemerhati atau personal maupun lembaga yang punya “kepedulian” terhadap petani, sulit diharapkan nasib petani akan berubah. Bahkan dikhawatirkan bila keadaan ini berlanjut, pergeseran yang akan terjadi lebih mengarah pada penajaman jurang pemisah antara mereka dengan lapisan yang lebih beruntung yang membuat petani semakin terpuruk. Apalagi kalau diperhatikan, dewasa ini sistem “kapitalis” sudah merasuk sampai kelapisan bawah untuk menghisap rakyat kecil. Celakanya lagi, suasana Pemilu dan Pilkada dimana-mana banyak yang memanfaatkan keberadaan petani. Karena kantong suara untuk pemenangan pertarungan politik ada ditangan petani. Pengalaman masa lalu diharapkan tidak berulang kembali, dimana petani sering dimanfaatkan sesaat untuk mencapai tujuan sang pemain politik. Berbagai embel-embel, berbagai janji manis atau angin surga dilemparkan supaya petani memilih mereka. Tetapi setelah terpilih, mereka asik memperjuangkan kepentingan diri pribadi dan kelompoknya sementara petani dan rakyat kecil lainnya tetap terabaikan. Diharapkan, petani dan masyarakat kecil mulai berpikir jernih, tidak mudah terpengaruh dan berupaya tidak tergoda dengan segala bujuk rayu agar tidak menimbulkan penyesalan nantinya. Buktikan bahwa petani mampu berbuat dan berupaya untuk memperkuat kemandirian. Kita serahkan pilihannya kepada petani karena bukan itu pesan atau maksud penulisan artikel ini.

Mulai awal tahun 2008, Divisi Pemberdayaan Petani (DPP) Yayasan AFTA menggalang program pemberdayaan petani melalui kerjasama dengan para pengusaha dan personal pemilik modal. Rintisan kegiatan tersebut telah dimulai di jorong Titith Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Mayoritas masyarakat jorong tersebut, terutama yang bermukim di dusun ”Bukik Duo” tergolong KK miskin. Kemiskinan ini bisa jadi sebagai akibat dari jauhnya lokasi dari jalan raya. Kendaraan roda empat hanya bisa masuk dimusim kemarau bila jalan dalam keadaan kering. Bila musim hujan dusun ini hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau kendaraan roda dua. Mereka mempunyai lahan yang cukup luas, tetapi tidak tergarap karena tidak mempunyai modal dan keterampilan yang cukup. Kelompok tani ini merupakan binaan LKMA Primatani Baso. Mereka sudah mulai membangun jalan usahatani secara swadaya melalui gotong royong. Masyarakat yang hampir terisolir tersebut hidup serba kekurangan dibanding dengan masyarakat lainnya pada nagari yang sama.

Bersama-sama dengan pengelola LKMA Primatani Baso, DPP Yayasan AFTA mencoba mengumpulkan masyarakat untuk menyusun rencana pengembangan yang sesuai dengan minat dan kemampuan masyarakat setempat, sesuai dengan dukungan lahan dan lingkungan. Setelah dilakukan pendekatan partisipatif dan diskusi, secara bersama disepakati bahwa mereka akan mengembangkan usahatani jeruk madu dan sayuran organik disamping pengembangan kopi organik dan tembakau yang sudah berkembang tetapi tidak terpelihara dengan baik. Untuk itu mereka butuh bantuan bibit dan pengadaan ternak kambing. Ternak kambing ditujukan untuk menyediakan sumber pupuk organik dan sumber tambahan pendapatan. Sehubungan dengan itu, DPP Yayasan AFTA mendekati beberapa orang pengusaha dan pemilik modal untuk membantu kebutuhan petani tersebut. Saat ini telah diperoleh bantuan bibit jeruk dari Ir.Fikri Amir Direktur PSA (Pusat Studi Agribisnis), Gando Piobang Kabupaten Limapuluh Kota. Bantuan kambing sebanyak 10 ekor diadakan oleh pengusaha dari Bukittinggi. Tahap pertama, luas penanaman jeruk dikembangkan 1 ha, dilakukan oleh dua orang petani. Sementara anggota kelompok lainnya menunggu giliran untuk mendapatkan bantuan. Setiap aktivitas penerapan teknologi seperti pengolahan tanah, penggalian lubang tanam jeruk, usahatani sayuran, pembuatan pupuk kompos dan pembuatan kandang kambing, dibina dan dibimbing secara berkelanjutan oleh tenaga lapang Yayasan AFTA bersama pengelola LKMA Primatani dan aparat pertanian setempat.

Pemberdayaan ini dilakukan dengan perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan. Dalam hal ini, petani tidak mendapatkan bantuan secara cuma-cuma, tetapi berkewajiban membayar kembali semua bantuan yang diterimanya tersebut. Setelah jeruk dan kambing menghasilkan (diperhitungkan setelah 2-3 tahun), hasil yang diperoleh dibagi secara proporsional. Setelah dikeluarkan biaya modal dan tenaga kerja yang dicurahkan, maka petani akan menerima 70 % hasil jeruk dan pengusaha sebanyak 30 % . Kemudian tenaga pembina dari Yayasan AFTA menerima 10 % dari bagian petani dan 30 % dari bagian pengusaha sebagai pengganti biaya transportasinya. Sementara kambing yang diperbantukan akan kembali menjadi pemiliknya ditambah dengan setengah jumlah anak dan atau cucu kambing yang dihasilkan. Artinya, petani sangat terbantu dengan bibit dan pupuk kandang, juga perolehan tambahan pendapatan dari hasil ternak. Dan pengusaha atau pemilik modal juga akan memperoleh kembali modal yang dipasoknya ditambah dengan bagian keuntungan. Dengan demikian para pengusaha atau pemilik modal sudah berjasa membantu saudaranya sambil menabung, bahkan juga memperoleh sedikit keuntungan. Bila dibandingkan dengan tabungan yang ditempatkan di Bank konvensional, mungkin tabungan bantuan ini akan memberikan manfaat yang lebih besar, terutama bila tabungan tersebut dalam jumlah nominal yang rendah sehingga bisa habis untuk biaya administrasi bulanan perbankan. Satu, dua juta atau satu dua ekor kambing sangat bernilai bila diperbantukan kepada lapisan masyarakat yang membutuhkan, apalagi sepuluh juta atau sepuluh ekor kambing?.

Model ini dikembangkan bukan untuk mencari keuntungan bagi tenaga Yayasan atau pengusaha, tetapi semata-mata hanya untuk membantu dan memberdayakan petani. Disamping itu mereka (petani) juga akan merasa bertanggung jawab dengan bantuan yang diterimanya. Sehingga petani-petani ini bisa menciptakan dirinya sebagai petani yang mampu berjuang dan mampu bekerjasama dengan semua pihak. Petani seperti inilah nantinya yang diharapkan akan mampu mandiri dan berjaya dengan penguatan modal yang diterimanya. Bila model ini bisa menjadi perhatian dan menggugah para pengusaha atau siapapun yang mempunyai kepedulian terhadap sesamanya, diyakini sektor pertanian akan bangkit dan berjaya sebagai pemicu perkembangan ekonomi masyarakat yang dimulai dari Nagari. Pertanian seperti ini akan berkembang dan akan membuktikan bahwa potensi yang dimliki bisa dimanfaatkan secara optimal dan bermanfaat bagi semua pihak. Kemiskinan, pengangguran, kebodohan dan kepincangan secara perlahan akan terentaskan, dan sektor pertanian bergerak maju sebagai ”leading sector”nya perkonomian daerah Sumatera Barat.

Walaupun belum memperlihatkan hasil, kegiatan ini sudah diketahui oleh banyak petani disekitar lokasi. Bahkan petani organik binaan LKMA di Koto Tinggi juga sudah sangat mengharapkan mendapatkan program serupa. Saat ini sudah ada 6 Kelompok Tani yang meminta agar anggotanya yang kurang mampu dibantu juga melalui program kerjasama tersebut. Oleh karena itu, DPP Yayasan AFTA berusaha keras untuk bisa mendapatkan suntikan modal dari masyarakat yang peduli dengan kepentingan bersama, terutama dalam pemberdayaan masyarakat yang kurang beruntung. Dalam waktu dekat akan dilayangkan surat himbauan kepada masyarakat, terutama yang ”mampu” dan mau, serta mempunyai kepedulian terhadap nasib petani, untuk ikut berpartisipasi. Yayasan AFTA melalui Divisi Pemberdayaan Petani akan menampung semua bantuan (tabungan) tersebut untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan. Penyaluran tidak hanya sekedar memberikan, tetapi diikuti dengan pembinaan dan pembimbingan secara berkelanjutan oleh para tenaga ahli dan tenaga lapang Yayasan. Bisa dijamin bahwa bantuan (tabungan) yang diberikan tidak akan berkurang, malahan akan bertambah, karena dalam perjanjian yang dibuat petani akan mengganti semua kerugian bila terjadi, sebagai akibat dari kelalaiannya.

Melalui tulisan ini, penulis menghimbau kepada semua pihak yang tergerak hatinya dan yang mempunyai kepedulian terhadap nasib sesama anak bangsa serta punya rasa tanggung jawab terhadap perkembangan daerah, untuk ikut berpartisipasi. Silahkan anda mendatangi Yayasan AFTA dan berikan bantuannya untuk disalurkan kepada yang membutuhkan. Atau bisa juga hubungi personal AFTA dan catatkan bahwa anda salah satu orang yang peduli dengan nasib petani. Bila anda ikut dalam program ini berarti anda sudah maju selangkah dan bisa digolongkan sebagai pahlawan masyarakat yang Islami. Karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk peduli dengan sesama dan hidup saling mengasihi. Kepedulian kita berarti telah mengangkat martabat anak bangsa dan berperan mengembangkan perekonomian daerah. Siapa lagi yang akan membangun negeri ini kalau tidak kita sendiri. Mari kita coba dan mari kita ”Maju Bersama Petani”.

Agribisnis Gudang Kentang di Simpang Rawang


Berdagang hasil pertanian terkadang memperlihat suatu pola yang tidak lazim. Ada daerah yang menjadi sentra komoditi tertentu, tetapi daerah tidak mampu menjadi terkenal dalam memasarkan komoditi tersebut.

Akan tetapi ada daerah yang tidak begitu besar menghasilkan komoditi , namun mampu menjadi terkenal sebagai penghasil utama komoditi ini.
Lobak Brastagi adalah salah satu contoh dari fenomena ini. Di berbagai daerah pemasaran lobak, seperti Riau,Jambi, bahkan sampai ke Malaysia, semua orang hanya kenal dengan lobak Brastagi. Namun bila mendatangi langsung kabupaten , lobak brastagi tidak hanya berasal dari kabupaten itu. Lobak-lobak yang dipasarkan ini justru lebih banyak berasal dari luar daerah. Salah satu daerah pemasok Lobak Brastagi ini adalah dari kawasan Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Bahkan dapat dikata, daerah ini merupakan pemasok utama Lobak Brastagi ini.
Fenomena yang sama tampaknya juga terjadi pada kentang. Semua orang pasti tahu bahwa Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi adalah penghasil kentang terbesar di wilayah Sumatera. Namun, Kerinci ternyata tidak satu-satunya menjadi pusat pemasaran kentang.

Banyak daerah lain yang kini terkenal sebagai tempat pemasaran kentang. Pada daerah-daerah ini , mereka hanya memiliki gudang-gudang penampung, tanpa memiliki satu batang pun kentang. Salah satu Gudang Kentang yang memiliki areal pemasaran cukup luas itu adalah Gudang Kentang di Simpang Rawang, Nagari Tabek , Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Gudang kentang milik H. Labay ini telah menjangkau wilayah pemasaran yang luas. Pemasaran kentangnya tidak hanya menyentuh berbagai kabubaten di Sumatera Barat , tetapi juga merambah ke berapa daerah di propinsi tetangga , seperti Bengkalis dan Dumai di Riau. Bahkan adapula yang sampai ke Jambi.

Menurut Nurlis, 43 th, istri H. Labay yang juga ikut mengendalikan usaha pemasaran kentang, kepada Tabloid Pertanian Suara AFTA yang menemuinya baru-baru ini menyebutkan, dengan areal pemasarannya yang cukup luas itu , total ya dalam satu minggu mencapai 15 ton atau 2- 3 truk perminggu. Jika dinilai dengan uang, dengan rata-rata harga penjualan sebanyak Rp 3.500 per kg maka penjualannya mencapai 50 juta lebih.

Akan tetapi , meski memiliki omset yang mencapai puluhan juta perminggu, keuntungan yang diperdapat juga tidak terlalu banyak. Rata-rata , dari setiap Kg kentang yang dijual , jelas Nurlis, keuntungan yang mereka perdapat sebesar Rp 100 - Rp 200 perkg . Itupun dengan resiko kerusakan pengangkutan kentang dari Kerinci ke Gudangnya mereka yang tanggung. “Untungnya juga tidak terlalu besar , kadang-kadang ada yang dibawah Rp 100 per kg,” tutur Ibu 13 orang anak ini kepada Tabloid Pertanian Suara AFTA.

Persortiran

Sama dengan berdagang komoditi hasil pertaniannya lain, Menuru Nurlis, berdagang kentang juga memiliki kualitas-kualitas tertentu. Ada tiga jenis kualitas yang ada dalam berdagang kentang. Kualitas pertama adalah kentang yang kecil-kecil seukuran buah duku. Kentang tipe ini biasa juga disebut dengan kentang rending. Kualitas kedua adalah kentang ukuran menengah. Kualitas ketiga baru kentang ukuran super. Kentang ini adalah kualitas kentang yang terbesa jauh diatas ukuran menengah.

Mengenai harga antara tiga tingkatan kualitas tersebut , jelas Nurlis, jelas berbeda diantara ketiga. Kentang yang ukuran super lebih mahal dengan kentang ukuran menengah. Namun kondisi yang berbeda bila membandingkah harga kentang ukuran Super dengan kentang rendang. Pada suatu ketika bisa saja kentang ukuran super lebih mahal, namun pada ketika lain, kentang rendang yang lebih mahal. Tergantung banyak permintaan terhadap kedua jenis kentang tersebut. “Pada bulan-bulan puasa sekarang ini, biasanya kentang rendang lebih mahal ketimbang kentang ukuran super,” ucapnya,

Disamping beragam kualitas, selera konsumen terhadap kentang juga memperlihatkan kecendrungan yang cukup unik. Seperti yang diungkapkan Nurlis, untuk memenuhi selera konsumen , para pedagang pengecer tak jarang memesan warna-warna tertentu terhadap kentang. Untuk memenuhi warna yang diinginkan itu, mereka harus menyepuhnya dengan tanah atau batu bata.

Karena itu juga, katanya, selain dari sisi ukuran, jenis kentang yang mereka pasarkan juga berbeda dari tampilan warna kulit luarnya. Ada yang berwarna berwarna agak kemerahan seperti batu bata. Untuk yang warna ini memang dicolok dengan batu bata. Ada yang kuning agak kehitaman karena dicolok dengan tanah. “Kalau pasar Pekan Baru lebih senang dengan warna merah,” ungkap Nurlis.

Semua itu, katanya, merupakan bentuk dari p pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Mereka sengaja menyortir sesuai dengan kebutuhan konsumen. Ini juga bertujuan agar keuntungan yang didapat lebih besar. “ Kalau kita menyortir tentu keuntungan akan bertambah. Ini jug yang membedakan gudang kita dengan yang lain,” jelas Nurlis.

Bersaing dengan Jengkol.

Kendati kebutuhan terhadap Kentang ini hampir merata sepanjang tahun, akan tetapi menurut Nurlis, harga komoditi yang lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga, juga akan terpengaruh oleh ketersediaan kebutuhan sejenis lainnya. Salah satu pesaing kuat dari kentang, katanya, adalahj jengkol. Bila komoditi itu banjir, maka harga kentang langsung anjlok, tetapi bila jengkol tidak keluar, maka harga kentang juga melonjak.

Dia melihat, sebagai kebutuhan harga kentang terpengaruhi bila kondisi yang mempengaruhinya juga bergejolak. Karena itu, dalam mendatang kentang , mereka juga berpedoman dari ketersediaan jengkol ini. *****

Obrolan

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x