Raup Untung 10 Juta Rupiah Setiap Bulan.
Masril 42 tahun, pengusaha lele Dusun Tanjuang, Kecamatan Batang anai Kabupaten Padang Pariaman. Dengan keyakinan dan usaha sungguh – sungguh nya menjalan kan usaha budidaya lele, ia sekarang bisa meraup keuntungan lebih dari 10 juta rupiah tiap bulannya dan dapat membuka lapangan usaha baru bagi puluhan warga Kecamatan Batang Anai maupun warga Kabupaten lain yang terdapat di Propinsi Sumatera Barat.
Dengan prinsip kekeluargaan dan pola syariah yang dijalankan masril, ia dapat membantu lebih dari 30 orang, untuk menjadi pengusaha lele yang tersebar baik di Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Pesisir Selatan, Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman untuk mengembangkan usaha budidaya ikan lele.
Merupakan fenomena yang menarik saat ini, dimana banyak pengusaha besar yang gulung tikar akibat krisis global, Masril malah mengembangkan sayapnya dan membantu banyak orang untuk membuka lapangan usaha baru untuk budidaya ikan lele.
Masril, yang hanya tamatan SD ini. Mengatakan pada Tabloid Pertanian Suara AFTA saat ditemui di tambak lelenya yang terletak di Dusun Tanjuang, Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Jum’at 28 November 2008, “Setiap bulan pendapatan bersih yang bisa saya dapatkan lebih dari Rp 10 juta rupiah”.
Berawal Sebagai Pembongkar Ikan Lele.
Masril , bapak dari 4 orang anak ini bercerita, awalnya ia seorang pemasok Batako untuk pembuatan Perumnas di kota padang maupun luar kota padang, namun semenjak dilanda krisis moneter pada tahun 1997 hingga pada tahun 1998 perusahaan Batakonya bangkrut.
Berkat bantuan sang kakak Alitar yang saat itu berusaha membudidayakan ikan lele, Masril diterima bekerja sebagai pembongkar ikan lele hingga pada akhir tahun 1998.
Berawal dari hal itulah ia mulai mempelajari teknik budidaya ikan lele sehingga ia bisa membuka tambak lele secara mandiri di Perumahan Muaro Putih Kecamatan Muaro Kasang Kota Padang pada awal tahun 1999. Dimodali oleh Eni, teman lama Masril, sebesar Rp 20 juta rupiah dalam bentuk pinjaman lunak, dia mulai beternak lele. Alhasil dengan modal sebanyak itu, Masril bisa membuat tambak ikan lele sebanyak 6 buah kolam pembesaran dan pembibitan. Alhamdulillah lagi, dalam hitungan bulan saja, Masril mampu mengembalikan uang pinjaman yang telah diberikan Eni.
Namun diakuinya, beternak ikan lele tak semulus yang dibayangkannya. Banyak hambatan dan kendala yang dilaluinya. Salah satunya bencana Banjir yang meluluhlantakan usahanya. Tepanya pada akhir tahun 1999 terjadi bencana banjir di lokasi tambak masril, sehingga banyak ikan yang hanyut bersama air banjir tersebut.
Tetapi, suami dari Leni ini tak patah semangat dan kemudian berhenti. Satu-satunya keuntungan yang dia dapat ketika sebelumnya usaha lelenya, adalah pengalaman dalam bertenak ikan lele. Bermodalan pengalaman serta keyakinan, dia kembali mengembangkan usaha budidaya ikan lele. Dengan keterbatasan modal serta sumber daya yang ada, pada tahun 2000 dia kembali mencoba untuk membuka tambak ikan lele di Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Untuk itu dia berhutang ke teman, karib kerabat dan sanak family. Kali ini membuat 11 kolam yang terdiri dari kolam pembesaran dan kolam pembibitan. Lagi- lagi Masril merugi, karena di akhir tahun 2000 terjadi bencana banjir di lokasi tambak sehingga banyak ikan yang hanyut. Total kerugian yang diderita masril saat itu mencapai lebih dari 30 juta rupiah. “Saya sempat stress ketika itu,” ucapnya.
Usaha Ikan Lele Masril Mulai Jaya
Meski sempat stress dan menjadi pengangguran sekitar 2 bulan lamanya. Namun akibat tuntutan kehidupan, kebutuhan keluarga dan nasehat seorang bapak-bapak. Masril bangkit lagi di awal tahun 2001, ia memulai usaha lelenya lagi di lokasi yang baru di Korong Sungai Pinang Nagari Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
Disaat itu, Masril menuturkan. Ia merobah mekanisme kerjanya. Ia mencari seorang guru lele yang bernama Kemon. Kemon sang guru, di bayar oleh Masril dengan kesepakatan pembayaran uang sekolah (istilah Masril). Dibayar jika usaha lelenya tersebut telah berhasil sejumlah satu setengah juta rupiah. Dan ternyata, usaha yang ditempuh masril tidak sia-sia. Dalam hitungan 2 bulan, sambil berjalan, ia mampu membuat kolam pembesaran sebanyak 8 buah dan kolam pembenihan sebanyak 14 buah.
Tambah masril lagi, Berkat pengajaran yang diberikan Pak Kemon. Untuk tambak pembibitan lele, ia bisa menghasilkan uang (pendapatan kotor) lebih kurang sebesar dua puluh juta rupiah dengan pendapatan bersih lebih kurang delapan juta rupiah dalam satu bulan. Sedangkan untuk kolam pembesaran pendapatan kotornya bisa mencapai lebih kurang sebesar dua ton setara dengan uang dua puluh juta rupiah dengan pendapatan bersih delapan juta rupiah dalam satu bulannya.
Masril, Tidak mau mengulangi kesalahan yang pernah dialaminya pada tahun-tahun sebelumnya, Bersama guru Kemon, ia membuat tambak yang tidak bisa terkena banjir, meningkatkan produksi pembibitan ikan lele dan produksi lele pedaging.
Disaat itu , Masril bersama anggotanya berhasil mengembangkan usaha lele dan bisa memasok lele untuk wilyah padang maupun di luar kota padang. Sekarang nama perusahaan budidaya lelenya bernama Berkat Yakin.
Tidak hanya puas disitu saja, Masril terus mengembangkan usaha nya. Hingga pada tahun 2005 Ia memperluas tambak sebanyak 19 buah kolam pembesaran di Dusun Tanjuang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Disini saja tutur Masril lagi, modal yang dihabiskan untuk pembuatan kolam sebesar tiga puluh jutaan, belum termasuk pakan dan bibit. Sekarang, pendapatan kotor dalam satu bulannya mencapai lebih kurang sepuluh juta rupiah dan pendapatan bersih berkisar lebih kurang lima juta rupiah.,”tTutur masril
Masril Mengungkapkan, Nilai omzet usahanya sekarang ini berkisar lebih dari seratus juta rupiah. Omset peternakan terdiri dalam ikan, anak ikan dan bibit yang sudah besar. “Kunci dari semua ini , adalah keseriusan dan ketekuanan dalam berusaha. Satu lagi, tidak mudah menyerah hanya kita gagal pada tahap awal,” ucapnya.
Kelompok Ikan Lele Terbentuk
Secara berjalan, Masril mampu membuat Kelompok Ikan Lele dengan nama Kelompok Ikan Lele Muaro Kasang Jaya yang mulai berdiri tahun 2005 beranggotakan sebanyak dua puluh orang.
Kelompok Ikan Lele Muaro Kasang Jaya yang beranggotakan 20 orang ini, Tambah Masril Lagi pada tahun 2008 pernah mendapatkan penghargaan oleh Bupati Padang Pariaman sebagai Juara satu, Tingkat Kabupaten Padang Pariaman Khusus Di bidang Budidaya Ikan Lele.
Tidak hanya disitu saja, Masril juga membina dan membantu bagi ada orang yang tertarik dalam usaha lele baik di kabupaten padang pariaman maupun di luar kabupaten padang pariaman. Masril menuturkan, ini tidak hanya sekedar cerita saja, lebih dari 30 orang yang telah dibinanya untuk mengembangkan usaha budidaya lele di daerah masing –masing dengan sistem kerjasama Syariah. Salah satunya, pemuda yang tergabung Kelompok Ikan Lele Muaro Kasang Jaya Novalindo 23 tahun, yang sekarang ini pendapatan bersihnya mencapai lebih kurang sepuluh juta rupiah setiap bulannya.
Novalindo, mengatakan pada Tabloid Pertanian Suara AFTA. “Dengan usaha lele ini saya dapat menguliahkan adik saya sebanyak 4 orang, membayarkan kredit motor empat buah dan membayar kredit mobil kuda satu buah. Alhamdulillah”. Tutur Novalindo 23 tahun pengusaha muda lele.
Masril mengungkapkan, dalam mengembangkan usahanya. Ia menjalankan kiat – kiat berikut; Jujur dalam menjalankan usaha, Tekun, Bekerjasama baik dengan semua pihak, Terus belajar hal baru, Ikhlas dalam berusaha, Tanpa pamrih dan Jangan lupa berzakat. Alhamdulillah, dengan kiat ini usaha lele Masril dapat maju hingga sekarang ini,” tutur Masril lagi>>>Anton