Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bangga dengan kerja keras petani di Indonesia yang mampu meningkatkan produksi beras nasional mencapai 65 juta ton. Keberhasilan, katanya, tidak terlepas dari penerapan teknologi yang mampu meningkatkan produksi seperti penerapatan Metoda Padi Tanam Sabatang (PTS) di Sumatera Barat.
Presiden mengatakan hal tersebut ketika panen PTS di Jorong Bukit Mindawa , Kanagarian Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sabtu 13 Desember 2008 lalu. Selain panen PTS, kedatangan Presiden meresmikan Proyek Irigasi Batang Hari.
Dalam sambutannya itu, Presiden SBY juga mengatakan ketersediaan pangan merupakan salah satu faktor penting dalam stabilitas sebuah negara. Jika ketersediaan pangan Maka dari itu SBY menghimbau agar mari bersama – sama kita menjadikan Indonesia memiliki ketahanan pangan yang tinggi.
Sementara itu, Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyebutkan Ketahanan pangan merupakan hal yang musti di wujudkan di Indonesia, dimana Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar Teknik budidaya konservasi PTS tambah anton yang merupakan terapan budidaya spesifik lokal unggulan di Sumatera Barat terbukti dapat meningkatkan efisiensi serta dapat meningkatkan produksi padi yang tentunya memberikan kontribusi besar bagi ketahanan pangan nasional.
Oleh karena itu, sambung Anton Apriyantono dalam pidatonya, Presiden berkenan untuk panen padi simbolis Indonesia yang mencapai produksi 65 juta ton gabah kering giling pada th 2008 ini di Propinsi Sumatera Barat dengan daerah penunjukan diKanagarian Tebing Tinggi Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmas Raya.
“Puji dan Syukur pantas disampaikan pada TUHAN YME tutur Anton lagi, karena dalam dua tahun terakhir ini Indonesia mengalami peningkatan produksi beras sekitar 5 %. “Pada tahun 2008 ini saja kita sudah surplus beras sebesar 2.34 juta ton”. Jadi walaupun harga beras internasional mengalami peningkatan, namun harga beras kita tetap stabil sehingga pada tahun ini indonesia tidak melakukan impor beras,” ucapnya.
Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari kebijkan yang diambil Presiden SBY pada tahun 2007 yakni gerakan peningkatan produksi beras nasional . Kebijakan tersebut antara lain pertama, memberikan bantuan benih unggul bermutu baik hibrida maupun non hibrida serta subsidi benih dan pupuk termasuk pupuk organik; kedua memberi bantuan sarana dan prasarana berupa alat dan mesin pertanian; kemudian melakukan perbaikan pengairan dalam usaha tani. Serta menambah SDM pertanian seperti penyuluh pertanian, kemudian penentuan harga beras, pengendalian organisme penganggu tanaman dan pembiayaan usaha tani. Tutur Anton.
Tambah Anton Lagi, pada tahun 2009 nanti merupakan tantangan yang berat bagi Indonesia untuk mencapai stabilitas konsumsi pangan indonesia, karena diperkirakan kebutuhan konsumsi pangan indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal itu, Anton memperkirakan produksi beras nasional Indonesia harus mencapai empat puluh juta ton. Dan tidak tertutup kemungkinan Indonesia bisa mengekspor beras.
Tentu saja hal itu tidak dapat terjadi dengan begitu saja. Anton menjelaskan, untuk meraih stabilitas konsumsi pangan di tahun 2009 maka langkah yang akan ditempuh yaitu meningkatkan produktifitas dengan jalan memperluas areal lahan baru terutama diluar jawa, melakukan pengamanan produksi dalam negeri, serta melatih pemberdayaan manusia, mensinergikan berbagai kelembagaan, serta melakukan optimalisasi sumber daya dan tanah yang tersedia.
Sedangkan untuk Peningkatan produktifitas akan terus di pacu melalui pendekatan sekolah lapang, SLPTT maupun SLI, termasuk pengembangan padi hibrida seluas 500rb Ha, disertai dengan pengawalan dan pendampingan secara intensif oleh PPL, dan pihak terkait lainnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Dharmasraya Ir. Afdal Jd Thamsin menyebutkan sebelum metoda budidaya PTS diterapkan Kabupaten Dharmasraya, rata – rata produksi padi hanya tiga ton per hektar. Sekarang setelah pola budidaya PTS di terapkan, rata – rata panen padi tiap hektarnya bisa mencapai tujuh hingga delapan ton per hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar