Tahun ini, Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumatera Barat berupaya tigkatkan produksi padi hingga mencapai diatas lima persen. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Sumbar Ir. Djoni, saat pembukaan pelatihan Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THLTBPP), senin 23 Februari 2009 di Balai Diklat Penyuluh Pertanian Bandar Buat Kota Padang.
Ir. Djoni menjelaskan, sasaran produksi padi Sumatera Barat diharapkan mengalami peningkatan. Pada tahun lalu produksi padi Sumbar mencapai angka 1.965.000ton gabah kering giling, dengan berbagai program peningkatan ketahanan pangan tahun ini diharapkan bisa meningkat diatas lima persen atau setara 2.045.000ton gabah kering giling.
Untuk mencapai angka diatas, maka dilakukan upaya revitalisasi penyuluh pertanian yang digelar melalui THLTBPP. Langkah ini diambil mengingat penyuluh pertanian merupakan salah satu faktor penting pembagunan pertanian. Para penyuluh pertanian yang dibekali pelatihan ini, diharapkan nantinya bisa bekerja secara professional dilapangan dan mampu tingkatkan pendapatan petani.
Selain itu, upaya lain yang ditempuh yaitu memberikan bantuan benih, menambah sekolah lapang Padi Tanam Sabatang, meningkatkan pemanfaatan budidaya pertanian secara organik, meperbaiki jaringan irigasi, menggunakan terpal saat merontokkan padi, pengadaan treser, memperbaiki SDM petani, menekan berjangkitnya hama penyakit serta bekerjasama dengan berbagai lembaga seperti Petani Pakar Organik(PPO), dinas peternakan, perikanan, kehutanan dan PNPM mandiri.
Ir. Djoni menjelaskan, Berdasarkan pengalaman dari lebih kurang dua ribu delapan ratus demplot Padi Tanam Sabatang(PTS) yang tersebar di sumbar. Metoda budidaya PTS rata – rata dapat ditingkatkan produksinya sekitar seperempat dari budidaya secara biasa. Pada budidaya padi biasa, produksi rata – ratanya empat setengah ton per hektar dengan PTS bisa mencapai produksi rata – rata enam koma dua puluh lima ton per hektar, bahkan di beberapa lokasi bisa mencapai delapan hingga sepuluh ton perhektar.
Hal ini didukung dengan pola pertanian organik seperti pemanfaatan jerami, pupuk kandang serta pupuk organik lainnya yang dapat memperbaiki sifat – sifat tanah serta meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini telah dibuktikan baik di lapangan secara langsung maupun di beberapa penelitian. Oleh karena itu, Djoni menghimbau dan mengajak petani, agar jangan membakar jerami dan senantiasa memanfaatkan pupuk kandang.
Terang Djoni lagi, upaya lainnya yaitu menekan kehilangan hasil padi saat panen. Menurut penelitian yang dilakukan dan dari catatan petani, kehilangan hasil padi saat panen mencapai lebih kurang sebelas persen. Untuk mengatasiya, manfaatkan terpal saat melakukan perontokan padi.
Dan yang tak kalah pentingnya yaitu, pemberantasan hama penyakit, seperti pemberantasan hama tikus. Ir. Djoni menegaskan, bagi wilayah yang mengalami serangan hama tikus, dapat diberitahukan kepada dinas pertanian kabupaten/kota setempat dan bisa juga langsung ke dinas pertanian Provinsi. Dengan cara membuat secara tertulis luas wilayah serangan dan luas yang terancam melalui wali nagari dan diketahui KCD setempat dan disampaikan ke BPTPH dispertahort sumbar atau Faks kan ke (0751)55587.
Ir. Djoni, berpesan kepada para peserta peserta THL TBPP. Dalam melakukan penyuluhan kepada petani, posisikan diri sebagai fasilitator. Karna jika berbicara tentang pertanian hortikultura, kita berbicara tentang bisnis yang disana mencakup persoalan efisiensi dan keuntungan. Serta, melakukan pelatihan pertanian secara door to door, karena dari beberapa pengalaman teknik ini efektif.
Selain itu tutur Djoni lagi. Dalam melakukan penyuluhan, gunakanlah konsep tidak ada guru dan tidak ada murid serta menjalin mitra kerjasama yang baik bersama petani.
Untuk keberhasilan tercapainya peningkatan produksi pangan hingga diatas lima persen tersebut, selain dari dinas pertanian. PPL bersama petani atau masyarakat bisa juga memanfaatkan dana PNPM Mandiri yang kegunaanya untuk meningkatkan ekonomi produktif. Informasi hal ini bisa ditanyakan langsung kepada cabang – cabang PNPM wilayah masing – masing.
Ada sekitar tiga milyar rupiah dana PNPM untuk tiap kecamatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian serta lainnya. Belum lagi dana PUAP untuk tiga Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) senilai seratus juta rupiah, merupakan nilai tambah untuk kemajuan pembangunan pertanian di Sumatera Barat, Tutur Djoni.
Untuk meningkatkan produksi padi sekitar delapan puluh ribu ton pada tahun ini, memang suatu tugas yang berat tutur Djoni. Namun dengan cara – cara diatas diharapkan produksi padi sumatera barat dapat meningkat sekitar lima persen.
Apabila, masing- masinh PPL bisa meningkatkan produksi padi sekitar 100 ton di wilayah kerjanya masing masing, itu sudah bagus, tutur Djoni.
Ir. Amdan Nur, Kepala Balai Diklat Pertanian TPH Propinsi Sumatera Barat, Mengatakan pada Tabloid Pertanian Suara AFTA. Selain itu, dalam rangka mensukseskan peningkatan produksi padi diatas lima persen, Di bulan maret ini PPL jumlahnya akan ditambah. Untuk informasi lebih lanjut akan kita beritahu»»Anton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar