Ribuan pohon kelapa yang terdapat di kecamatan kubung dan sekitarnya kabupaten solok kembali terserang hama Artona Sathoxanta. Ratusan warga pemilik pohon kelapa ditaksir merugi hingga lebih 2 milyar rupiah. Diduga Hama penyakit ini berasal dari sawah luka yang terdapat di jorong kajai, nagari koto baru kecamatan kubung kabupaten solok 4 bulan yang lalu, Hama penyakit ini timbul akibat penggunaan pestisida dan hobi masyarakat yang sering menangkap musuh alami. Hingga saat sekarang ini pemerintah Kab. Solok dirasa masih lamban dalam menangani kasus ini.
Arisman Ketua Gapoktan Bareh solok murni nagari koto baru, kecamatan kubung. Petani yang banyak menderita kerugian, mengungkapkan pada tabloid. “Penyakit yang baru menyerang pohon kelapa 4 bulan terakhir ini, telah merusak ratusan pohon kelapa milik saya. Bahkan penyakit ini telah meluas di sekitar kecamatan kubung, pemerintah hingga saat ini dirasa masih lamban dalam menangani kasus ini.”.
Arisman menambahkan, menjelang lebaran ramadhan tahun ini saja. Saya tidak bisa memasok buah kelapa pada toke – toke kelapa yang terdapat di kecamatan kubung. Hal ini disebabkan toke tidak mau mengambil kelapa karena buah kelapa yang dihasilkan tidak bagus. Hal ini membuat pendapatan saya menjadi berkurang.
Hal serupa juga dirasakan Yusnetti (44th) salah satu warga sekitar kec. Kubung yang pohon kelapanya juga terserang hama penyakit. “Jangankan untuk di jual ketoke, untuk masak sehari – hari saja susah. Santan yang dihasilkan oleh kelapa yang terserang hama penyakit ini tidak bagus, buahnya seperti kelapa muda yang sudah lama tak digunakan”.
Kepala Dinas UPTD Perlindungan Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Kab Solok Syamsu Nursal mencatat saat dihubungi tabloid AFTA, terdapat 50 Ha lahan milik warga yang terserang dan 6000 batang pohon kelapa telah mengalami dampak parah akibat hama ini.
Hama Penyakit yang menyerang daun kelapa ini dirasa telah banyak merugikan warga sekitar kecamatan kubung maupun luar. Hal ini tentu saja, menjadi perhatian para petinggi yang terdapat di kabupaten solok.
Ir Isral Jalinus anggota DPRD Kabupaten Solok, bebererapa waktu lalu memberitakan. “kami bersama jajaran akan melakukan hearing dengan dinas terkait. Persoalan hama penyakit ini telah banyak merugikan masyarakat, seharusnya dinas yang terkait telah mengambil langkah – langkah agar hama itu tidak terus berkembang menyerang pohon kelapa milik masyarakat seperti yang terjadi di nagari koto baru ini”.
Arisman menuturkan, “hama penyakit ini bermula dari 1 pohon kelapa yang terdapat di sawah luka, jorong kajai, nagari koto baru, kecamatan kubung solok dan berada tepat di depan rumah saya”. Hal ini terjadi 4 bulan yang lalu, Awalnya pohon kelapa tersebut dihinggapi oleh segerombolan hama yang meyerupai kupu – kupu, berukuran kecil, bewarna putih dan hinggap di bawah kelopak daun kelapa.
Setelah beberapa hari daun kelapa yang terdapat di sekitar pucuk menguning dan hanya tersisa pucuknya saja. Setelah itu, Hama tersebut pindah ke pohon kelapa yang di sebelahnya dan hal ini terus terjadi dari waktu ke waktu.
Akibat dari serangan hama tersebut, buah kelapa yang dihasilkan juga mengalami perubahan, ciri - cirinya : buah tidak dapat melekat dengan baik (sehingga banyak buah kelapa muda yang berguguran), warna kulit kelapa menjadi coklat kehitaman, rasa air kelapa berubah, jika dibuka isi buah sedikit dan tidak memiliki santan.
Sekarang hampir 75% pohon kelapa yang terdapat di kanagarian koto baru dan sekitarnya bernasib sama
Hama yang menyerang daun kelapa ini, merupakan hama artona. Hal ini diungkapkan oleh PPL kec. Kubung Abas(45th) pada tabloid. “Dari ciri – ciri hama dan penyakit yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut, memiliki kemiripan dengan ciri – ciri yang ditimbulkan oleh hama artona sathoxanta. Namun saya belum bisa memastikan hal itu. Karna perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah hama tersebut benar hama artona atau bukan. Disini diharapkan para ahli hama dan penyakit serta pihak yang terkait agar dapat meneliti kasus ini dengan baik”
Sementara itu Arisman mengatakan, perlu penanganan segera dan tindak cepat yang musti dilakukan berbagai pihak terkait, baik itu dinas hama penyakit, perkebunan dan kehutanan, peneliti dan sebagainya agar dapat menuntaskan kasus hama penyakit ini dengan segera. Jika tidak, di khawatirkan wabah penyakit ini akan meluas hingga luar kabupaten solok.
Timbul Persoalan
Sebagai bahan perbandingan kata arisman. Dulu pada tahun 2003, pohon kelapa daerah ini juga pernah terjangkit penyakit yang disebabkan oleh ulat. Ulat tersebut menyerang daun dan memakan semua daun hingga tak bersisa. Penanganan penyakit tersebut sudah dilakukan oleh dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten solok dengan menyuntikkan obat pada batang kelapa dan setelah 4 bulan kemudian, pohon kelapa tersebut kembali sehat. Tapi, pohon kelapa yang tidak disuntikkan obat, juga sembuh dalam kurun waktu yang agak lama, sekitar 6-7 bulan.
Pada waktu itu timbul persoalan di tengah masyarakat pemilik pohon kelapa, dimana pohon kelapa yang telah disuntikkan obat, buahnya tidak mau dibeli oleh konsumen. Hal ini terjadi karena konsumen takut memakan buah kelapa yang telah di beri obat. Karena buah kelapa tersebut dapat mengganggu kesehatan, Tutur arisman.
Berdasarkan hal itu, pertengahan bulan puasa 19 september 2008. Datang dinas perkebunan dan kehutanan untuk menyuntikkan obat yang sama pada batang kelapa di daerah ini dengan harga Rp1000/batang. Namun warga tidak merespons nya dengan baik . Karena takut hal serupa, kasus 2003 terulang kembali.
Tambah arisman lagi, apabila nanti ditemukan obat yang dapat menangani masalah hama penyakti yang menyerang daun kelapa ini, diharapkan merupakan ramuan secara organik atau pestisida nabati. Karena dengan pestisida nabati, berkemungkinan buah kelapa yang dihasilkan nantinya akan terjaga kesehatannya. Sehingga konsumen tidak merasa was – was lagi dengan buah kelapa yang dihasilkan pada periode berikutnya. ›››ANT