Selasa, 24 Maret 2009

Pengembangan PTS di Sumatera Barat Pemimpin Menanam, Rakyat Memanen


Lengkap Sudah. Mungkin itu pekengandaian yang cocok untuk dukungan dan kampanye gerakan penanaman padi metoda Padi Tanam Sabatang (PTS) di Sumatera Barat.

Betapa tidak, mulai dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pertanian Anton Aprintono, sampai Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi , telah menyerukan agar Petani Di Propinsi ini untuk merubah sistim budidaya padi dari sistim penanaman padi dengan beberapa batang benih menjadi sistim satu batang padi atau yang populer dengan PTS.

Dukungan itu mereka buktikan dengan langsung menanam padi sistim PTS diareal persawahan pada kesempatan berkunjung di Sumatera Barat. Tertariknya para pemimpin tertinggi Republik tersebut tak pelak merupakan dukungan kongkrit agar petani terus mengembangkan budidaya Padi Tanam Sabatang ini.

Presiden SBY bahkan mengucapkan terima kasih kepada Universitas Andalas atas kepeloporannya mengembangkan budidaya padi model PTS di Sumatera Barat. Presiden SBY mengucapkan rasa terima kasih itu ketika menanam padi dengan sistim Padi Tanam Sabatang saat meresmikan Proyek Irigasi Batang Hari di Nagari Bukit Mindawa di Kabupaten Dharmasraya, Sabtu 13 Desember 2008 lalu.

Dia melihat model Budidaya metoda PTS terbukti mampu meningkatkan produktifitas padi. Selain itu penggunaan benih dan pemakaian air juga lebih sedikit dari sistim pertanaman padi secara konvensional. Ini merupakan keuntungan lain yang didapat petani jika menerapkan metoda ini.

Pengembangan PTS di Propinsi Sumatera Barat pertama kalinya memang dipelopori oleh Universitas Andalas. Adalah Prof. Dr. Musliar Kasim, MS, Rektor Unand sekarang yang yang mulai Metoda PTS pertama kali diujicoba oleh Rektor Unang pada tahun 2006. Saat itu dia mulai mengembangkan sistim budidaya ini, namanya metoda ini belumlam bernama metoda Padi Tanam Sabatang, melainkan System Rice Intensification (SRI). Sistem SRI sendiri pertama kali ditemukan oleh Hendri de Laulani, seorang pendeta yang mencintai pertanian di Pulau Madagaskar.

Hasil ujicoba Dosen Fakultas Pertanian bersama kawan-kawannya ternyata cukup ampuh meningkatkan produktifitas padi di Sumatera Barat. Hasil ujicobanya memperlihatkan produktifitas padi mencapai 8-10 ton perhektar. Sementara rata-rata produktifitas padi dengan cara yang biasa dilakukan petani hanya berkisar 4,5 ton perhektar.

Konsep SRI ini kemudian dipakai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat. Tidak hanya mengembangkan, Diperta Sumbar juga menyempurnakan model SRI dengan memadukannya Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penguatan Agroekosistem sehingga menjadi model budidaya terpadu yang tidak saja mampu meningkatkan produktifitas padi, tapi juga hemat pemakaian bibit, air serta dapat menjaga kelestarian lingkungan. Bersamaan dengan pengembangan itu, Diperta Sumbar juga mempopulerkan dengan Nama Padi Tanam Sabatang (PTS).

Setelah beberapa kali ujicoba dengan berbagai kelompok tani, pada tanggal 13 September pada kelompok Tani Labuah Malintang Ikur Koto , Kota Padang, Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi mencanangkan pengembangan sistim Padi Tanam Sabatang di Sumatera Barat. Tidak hanya Gubernur Sumbar., Menko Kesra, Aburizal Bakri yang pada waktu itu melakukan kunjungan kerja di Sumatera Barat juga ikut mencanangkan dan melakukan panen perdana PTS ini.

Setelah itu, Diperta Sumbar mulai mengembangkan Padi Tanam Sabatang dengan gencar di Sumatera barat. Pertama kali yang dilakukan Diperta Sumbar adalah melatih tenaga-tenaga penyuluh yang akan mendampingi petani untuk mengembangkan sistim PTS. Pada tahun 2007, Diperta Sumbar memprogramkan sekolah lapang PTS pada kelompok tani di seluruh Kabupaten dan Kota Sumatera Barat.

Agar Sistim Budidaya Padi secara PTS cepat berkembang, petani-petani yang ikut Sekolah Lapang PTS ini juga didorong untuk menerapkan PTS di persawahannya masing-masing.Dengan banyak pengembangan Sekolah Lapang PTS maka setiap pejabat pemerintahan yang datang ke Sumbar ikut melihat dan mendorong pengembangan PTS. Menariknya, kegiatan-kegiatan sosialisasi oleh pejabat ini tidak lagi melakukan pemanenan, tapi menanam padi tanam Sabatang. Perobahan acara sosialiasi bermakna tidak saatnya lagi pemimpin yang menikmati hasil, tapi petani yang menikmati. Pemimpin menanam petani yang menikmati.

Pemimpin Republik yang pertama mensosialisasikan dengan menanam padi adalah Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Dia menanam padi dengan metoda PTS pada acara penanaman di Kelurahan Tanjuang Aua, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang pada tanggal 6 Mei 2008 yang lalu.

Pada kesempatan itu Wakil Presiden langsung menghimbau petani agar terus mengembangkan budidaya metoda PTS tesebut. Disamping itu dia juga meminta agar petani mulai kembali memakai pupuk alam seperti, kotoran sapi dan jerami. Dengan cara itu, katanya, petani dapat mengatasi kelangkaan pupuk yang terjadi sekarang ini. Langkah Presiden ini menanam padi dengan cara PTS ini juga kemudian diikuti oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir. Anton Anpriantono.

Menteri Pertanian melakukan penanaman Padi dengan sistim PTS di Nagari Kasang, Kabupaten Padang Pariaman. Mentan ini juga melihat bahwa PTS sangat cocok dikembangkan .

Sementara pejabat-pejabat lain ditingkat Kabupaten/ Kota yang mensosialisasikan PTS baik yang memanen maupun menanam sudah sangat banyak. Hampir seluruh Bupati dan Walikota di Sumbar pernah melakukan. Semua itu itu mendorong agar sistim Padi Tanam Sabatang di Sumatera Barat.
Dengan dorongan dari pemimpin itu, petani diharapkan tidak ragu-ragu lagi menerapkan metode Padi Tanam Sabatang. Dengan menerapkan PTS, produktifitas akan meningkat. Selain itu biaya usaha tani juga menurun karena metode ini mengurangi pemakaian benih. Ditambah dengan memakai pupuk alam seperti jerami dan kotoran hewan, maka otomatis pendapatan petani akan meningkat. Metode Padi Tanam Sabatang merupakan wujud dari Pempimpin Menanam, Padi Memanen. Pemimpin mengembangakan program pertanian yang berpihak pada petani dan petani yang menikmati. ******

Tidak ada komentar:

Obrolan

Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x